Kamis, 13 Maret 2014



cincin terakhir
        Bobby itulah nama seseorang yang sangat berarti bagiku.aku menyesal telah salah menilainya, kini aku mulai menyanyanginya saat dia pergi meninggalkanku tuk selamanya.
       Namaku zania mirasti namun kawan-kawanku biasa memanggilku Nia. Sudah tujuh bulan lebih aku berpacaran dengan bobby farel setyawan atau bobby. Dia dan aku berbeda sekolah jadi hanya ketemu di akhir pekan saja, meski begitu jujur aku tak begitu sayang dengan bobby, karena dia bukan tipe cowok romantis dan pengertian yang aku idam-idamkan. Aku bahkan tak terlalu menganggapnya sebagai pacar, aku kini lebih menyukai toni teman sekelasku, dia adalah tipe cowok yang romantis ,baik, dan pengertian dengan pasangannya, berbeda 180 derajat dengan bobby yang cuek dan tidak pernah peka dengan pasangannya. Bahkan saat ini aku mulai PDKT dengan roni, hingga aku memutuskan untuk putus dengan bobby karena aku sudah merasa bosan dengannya dan lebih memilih roni.
      Suatu hari bobby mengajakku jalan , yah’ mungkin sekalian saja aku mengungkapkan keinginanku untuk putus dengannya. Saat dia menjemputku di rumah aku melihat dia tampak berpakaian sangat trendi , tidak seperti biasanya. Kemudian dia mengajakku jalan–jalan di sebuah taman. Saat itu dia memberikan hadiah untukku. aku sangat terkejut, namun saat kubuka hadiah itu ternyata hanya sebuah boneka beruang kecil dan sudah kelihatan usang. Aku membuang boneka itu di jalan karena marah dengan tingkah bobby yang seperti mempermainkanku. Boneka itu tergeletak di jalanan dan bobby mencoba untuk mengambilnya, namun saat bobby akan mengambil boneka itu dia tertabrak sebuah mobil yang melintas di waktu itu. Aku pun berteriak meminta bantuan hingga akhirnya dia dibawa segera ke rumah sakit. Saat dia terbaring tak sadar diri aku hanya bisa menangis dengan menggegam boneka beruang itu, hingga akhirnya dia dinyatakan sudah tidak ada. Aku menangis sekencang-kencangnya menyesali perbuatanku terhadapnya. Hanya boneka itu yang aku peluk dan saat kupeluk aku menemukan cincin emas dengan berlian di dalam boneka itu dan ada secarik kertas bertuliskan kata-kata ”Nia aku tahu aku telah menjadi sosok yang membosankan bagimu namun kini aku akan berubah untukmu, akan lebih memperhatikanmu, akan lebih peka padamu dan lebih mencintaimu.” Aku menangis di dalam hati dan sangat menyesal dengan apa yang aku buat, aku menyadari ternyata dia sangat mencintaiku dan tak ingin kehilanganku.  Saat itu aku menyadari jika cinta sejati adalah cinta yang tulus tak menilai dari rupa, harta ataupun segalanya ,cinta rela bekorban demi pasangannya dan cinta sejati takkan pernah terganti dan takan pernah mati selamanya.



Pengarang: candra kurniawan